The
Three Musketeers
Identitas
Buku
Disutradarai oleh: Paul W. S. Anderson
Diproduksi oleh: Paul W. S.
Anderson
Jeremy Bolt
Robert
Kulzer
Ditulis oleh: Andrew Davies
Alex
Litvak
Berdasarkan: The Three Musketeers (Alexandre Dumas Père)
Dibintangi: Matthew Macfadyen
Logan
Lerman
Ray
Stevenson
Luke
Evans
Milla
Jovovich
Orlando
Bloom
Christoph
Waltz
Musik oleh: Paul Haslinger
Sinematografi oleh: Glen MacPherson
Diedit oleh: Alexander Berner
Perusahaan Produksi: NEF Productions New Legacy Film
Didistribusikan: oleh Constantin
Film ( Jerman )
Entertainment
One ( UK )
Summit
Entertainment ( US )
Tanggal rilis: 1 September 2011 ( Jerman )
12
Oktober 2011 ( Perancis / Inggris )
21
Oktober 2011 ( Amerika Serikat )
Durasi: 110
menit
Negara: Jerman
Prancis
Inggris
Raya
Amerika
Serikat
Bahasa: Inggris
Anggaran: $ 75.000.000
Box office: $ 132.274.484
Genre: Aksi,
petualangan, romantis
Rating: PG-13
Pendahuluan
Paul William
Scott Anderson
Paul William Scott Anderson (lahir di Newcastle-upon-Tyne, Inggris, 4 Maret 1965; umur 49 tahun) adalah seorang kru perfilman Hollywood. Ia dikenal sebagai seorang
sutradara dan penulis naskah. Film-film yang ia tangani kebanyakkan adalah film
fiksi-ilmiah dan film yang berbasis dari video game, seperti Mortal Kombat dan Resident Evil. Anderson adalah lulusan dari
University of Warwick. Ia adalah seorang sarjana sastra dan seni.
Filmografi
·
Grove Music (1981) – Asisten produser
·
Shopping (1994) – Sutradara dan penulis
·
Mortal Kombat (1995) – Sutradara
·
Event Horizon (1997) – Sutradara
·
Soldier (1998) – Sutradara
·
The Sight (2000) – Sutradara dan penulis
·
The Glow (2002) – Sutradara
·
Alien vs. Predator (2004) – Sutradara dan penulis
·
The Dark (2005) – Produser
·
DOA: Dead or Alive (2006) – Produser
·
Man with the Football (2008)
·
Death Race (2008)
·
The Long Good Friday (2008)
·
Necropolis (2009)
·
The Three Musketeers (2011)
·
Pompeii (2014)
·
Resident Evil: Afterlife (TBA)
Alexandre Dumas, père (senior), lahir dengan nama Dumas Davy de la Pailleterie (lahir 24 Juli 1802 – meninggal 5 Desember 1870 pada umur 68 tahun) adalah seorang penulis Perancis, dikenal dengan novel-novel historisnya
yang sarat dengan petualangan. Sebagian besar novelnya, termasuk The
Count of Monte Cristo dan Roman D'Artagnan, dibuat berseri, dan ia juga menulis drama, artikel majalah, dan merupakan
seorang koresponden yang berpengaruh.
Bibilliografi
Fiksi
·
Charles VII chez ses
grands vassaux
·
The Regent's Daughter, 1845
·
The Two Dianas, 1846
·
Queen Margot, 1845
·
Le Chevalier de
Maison-Rouge, 1845
·
La Dame de Monsoreau, 1846
·
The Black Tulip, 1850
Sinopsis
The
Three Musketeers memang dikenal sebagai jago pedang dan prajurit yang tangguh.
Dawali dengan suatu kejadian pada awal abad 17 di Venice yaitu penghianatan
oleh kekasih Athos yaitu Milady dalam mencuri cetakan balon terbang yang dibuat
oleh Leonardo Da Vinci. Akibat dari penghianatan tersebut, nama The Three
Musketeers tercoreng dan akhirnya dibubarkan oleh Cardinal Richelieu. Meski
begitu tetap saja tiga serdadu Perancis ini masih termakan tipu daya Milady.
Athos, Aramis dan Porthos harus menanggung aib besar setelah kejadian memalukan
itu. Kini mereka bertiga bukan lagi pahlawan yang disegani.
Tapi
itu berubah ketika anak muda bernama D’Artagnan datang ke kota Paris demi
tujuannya menjadi The Musketeers. Dan disinilah dia bertemu dengan The Three Musketeers.
D'Artagnan memang keras kepala. Ia tak mau menyerah. Ia ingin menjadi bagian
dari The Musketeers yang selama ini jadi pahlawan di matanya. Keteguhan hati
D'Artagnan pula yang akhirnya membuat Athos, Porthos, dan Aramis akhirnya
bangkit. Apalagi saat ini Perancis sedang menghadapi ancaman besar. Kalau The
Three Musketeers tak turun tangan, bisa jadi seluruh Eropa akan dilanda perang
besar. Dan disinilah mulainya pertualangan D’Artagnan yang sebenarnya.
Sebenarnya saat itu Athos, Aramis, dan Porthos sudah berhasil mengambil
rancangan pesawat terbang yang dijaga ketat itu. Hanya saja Milady berhasil
membius mereka bertiga dan membawa lari rancangan pesawat terbang itu dan
menjualnya ke Buckingham. Kini ketiga Musketeers itu harus kembali menjadi rakyat
biasa dan melakukan pekerjaan kasar. Suatu ketika, Cardinal Richelieu berencana
menggulingkan tahta Perancis. Dengan bantuan Milady, sang Cardinal membuat
skenario yang bakal membuat Queen Anne , istri King Louis telah menjalin
hubungan gelap dengan Buckingham. Kalau rencana itu berhasil, Perancis bakal
berperang melawan Inggris dan ini akan jadi peluang buat sang Cardinal untuk
menjatuhkan pamor King Louis.Mereka berempat harus menghentikan Richlieu yang jahat, berhadapan langsung dengan Buckingham dan Milady yang penuh tipu daya. Kalau empat pahlawan ini gagal maka tahta Perancis akan jatuh dan perang akan melanda seluruh benua Eropa.
Unsur Intrinsik
Tema:
persahabatan, cinta, kebanggaan, kelas dan status dalam masyarakat, balas
dendam, ambisi, loyalitas
Tokoh
dan Penokohan:
1.
Athos (suka berahasia,
pelindung)
2.
D’Artagnan (pemarah, rendah
hati)
3.
Portho (jujur, mudah
tertipu, ramah, dapat bersosialisasi dengan baik)
4.
Aramis (berambisi, suka
tidak puas, angkuh, menyayangi teman-temannya)
5.
Milady de Winter (licik,
jahat, cerdas, kejam, tidak pernah menyesal)
6.
Duke of Buckingham (berbudi
bahasa halus)
7.
Cardinal Richelieu (cerdas,
setia, berani)
8.
Captain Rochefort
(menyenangkan)
9.
Constance Bonacieux (dapat
dipercaya, cerdas)
10. Planchet
(setia, cerdas, berani)
11. King
Louis XIII (pemerintah yang lemah, sering bosan)
12. Queen
Anne (terpencil, tidak dipercaya oleh orang sekitar)
Latar:
1.
Gascony, France
2.
Paris, France
3.
Di kastil, England
Amanat : Bahkan tiga, jika berdiri sebagai
salah satu, bisa membasmi kejahatan dan dapat membuat perbedaan positif dalam
kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Orang tidak harus pasif dan membuat
alasan dengan mengklaim bahwa mereka tidak lain hanyalah minoritas yang lemah.
Mereka harus bersatu. Bahkan jika melawan segala rintangan, perbuatan mereka
akan berdampak positif bagi masyarakat.
Unsur Ekstrinsik
Nilai
budaya : Sistem pemerintahan berbentuk kerajaan dan rakyat yang tunduk pada
raja.
Nilai
sosial : Masyarakat yang saling berkumpul di bar pedesaan memiliki solidaritas
yang kuat tetapi banyak permasalahan yang diatasi dengan perkelahian, bukan
perundingan.
Kelebihan
Film yang diangkat dari novel ini memiliki adegan pertarungan yang dikemas secara apik dengan para pemain yang berakting menjiwai perannya masing masing sehingga tiap karakter terlihat sangat hidup dan mantap. Ceritanya pun disusun dengan rapi dan tidak berbelit - belit sehingga kita akan dengan mudah mengikuti alurnya tanpa harus berpikir dalam. Komedi yang menyegarkan dan menghibur juga banyak terdapat dalam film ini. Pesan moral pun banyak bisa dipetik oleh penonton. Sutradara juga hebat dalam mengakhiri cerita dengan mengejutkan dan tidak disangka - sangka.
Film yang diangkat dari novel ini memiliki adegan pertarungan yang dikemas secara apik dengan para pemain yang berakting menjiwai perannya masing masing sehingga tiap karakter terlihat sangat hidup dan mantap. Ceritanya pun disusun dengan rapi dan tidak berbelit - belit sehingga kita akan dengan mudah mengikuti alurnya tanpa harus berpikir dalam. Komedi yang menyegarkan dan menghibur juga banyak terdapat dalam film ini. Pesan moral pun banyak bisa dipetik oleh penonton. Sutradara juga hebat dalam mengakhiri cerita dengan mengejutkan dan tidak disangka - sangka.
Kekurangan
Kelemahan dalam film ini adalah setting
seperti tempat dibuat terlalu sederhana sehingga kurang menambah keseruan dalam
menontonnya. Musik yang digunakan pun terkadang tidak cocok dengan adegan yang
sedang dimainkan sehingga memunculkan kesan aneh. Pakaian dan riasan yang
digunakan juga sering terlihat bersih dan rapi, padahal para pemain sedang
bertarung ataupun melakukan hal - hal yang seharusnya membuat mereka terlihat
kotor. Namun selebihnya film ini patut untuk diacungi jempol.
Kesimpulan
Film ini layak ditonton untuk semua kalangan umur terutama remaja karena cerita yang disuguhkan simpel namun mampu membuat kita terpukau dan terhibur. Meskipun diangkat dari novel menjadi film, namun tidak mengurangi keseruan dari konflik - konflik yang terjadi di novel. Film ini pun mengandung banyak pesan moral yang dapat kita ambil hikmahnya.
D' Artagnan: "Menikmati pertunjukan?"
Constance: "Apakah Anda selalu sombong?"
D' Artagnan: "Hanya pada hari Selasa... dan setiap kali wanita cantik yang terlibat."
Constance: "Jadi , kau pikir aku cantik?"
D' Artagnan: "Sebenarnya, itu Selasa."
Porthos: "Kau sembrono, sombong, sabar, mungkin akan mati oleh matahari terbenam, tapi aku menyukaimu, Nak."
Duke of Buckingham: "Yang Mulia. Saya suka pakaian anda. Sangat retro. Kami semua memakai mereka di London, kapan itu... tahun lalu, atau tahun sebelumnya?"
Ayah D' Artagnan: "Ada satu lagi nasihat".
D' Artagnan : "Aku tahu, aku tahu. Jangan mendapat kesulitan apapun."
Ayah D' Artagnan: "Salah. Mendapat kesulitan. Membuat kesalahan. Bertarung, cinta, hidup. Dan ingat selalu kau Gascon dan anakku. Sekarang pergi. Pergi."
Duke of Buckingham: "Nah, supaya kau tidak pergi dengan tangan kosong, nasihatku, jangan percaya siapa pun, khususnya perempuan. Anda akan hidup lebih lama."
Kelompok Da Vinci:
- Demy M
- Henry H
- Nadya
- Olivia
- Reinaldo L
11 IIS 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar